Wahyu 16:12 - Air Menjadi Darah
Wahyu 16:12 dalam Alkitab adalah bagian dari penggambaran malapetaka terakhir yang akan terjadi sebelum kedatangan Yesus Kristus kembali. Ayat ini menggambarkan malapetaka keenam, yang menjelaskan tentang sungai besar Eufrat yang berubah menjadi darah.
Isi Wahyu 16:12:
"Dan malaikat keenam menumpahkan cawannya ke atas sungai besar Eufrat, dan airnya menjadi darah. Dan aku mendengar malaikat yang berkuasa atas air berkata: 'Engkau adil, ya Tuhan, Engkau yang ada sekarang dan yang telah ada, karena Engkau telah menghukum mereka;'"
Arti dan Makna:
- Eufrat sebagai simbol: Sungai Eufrat adalah salah satu sungai terpenting di Mesopotamia dan merupakan sumber kehidupan bagi banyak orang. Dalam Wahyu, sungai ini menjadi simbol kekuatan duniawi dan kekuasaan manusia.
- Darah sebagai simbol: Darah adalah simbol kematian, penghancuran, dan penghakiman. Dalam konteks ini, air Eufrat yang berubah menjadi darah melambangkan penghakiman Allah yang akan datang atas dunia.
- Keadilan Allah: Ayat ini menekankan keadilan Allah dalam menghukum mereka yang telah menolak-Nya dan melanggar hukum-Nya.
Interpretasi:
Beberapa ahli teologi menafsirkan Wahyu 16:12 sebagai:
- Keadaan dunia: Penggambaran sungai Eufrat yang berubah menjadi darah dapat diartikan sebagai gambaran dunia yang tercemar dosa dan kekerasan. Air yang menghidupi dunia menjadi tercemar dan tidak layak lagi.
- Penghakiman Tuhan: Ayat ini menandakan penghakiman Tuhan atas dunia yang akan datang, di mana Ia akan menghukum kejahatan dan ketidakadilan.
- Peringatan bagi manusia: Wahyu 16:12 dapat diartikan sebagai peringatan bagi manusia untuk bertobat dan meninggalkan dosa mereka sebelum penghakiman Tuhan tiba.
Kesimpulan:
Wahyu 16:12 adalah salah satu gambaran kiasan tentang penghakiman Tuhan yang akan datang. Ayat ini mengingatkan kita akan keadilan Allah dan pentingnya bertobat dan mencari pengampunan-Nya sebelum terlambat.
Ingat:
Interpretasi dari Wahyu 16:12 dapat berbeda-beda. Penting untuk memahami bahwa ayat ini adalah bagian dari buku Wahyu yang memiliki simbolisme yang kuat dan mungkin tidak selalu harus diartikan secara harfiah.
