2 Tawarikh 26:1-5: Kemuliaan dan Kesombongan Raja Uzia
Kemuliaan Raja Uzia
Pada masa pemerintahan Raja Uzia, Yehuda mengalami kemakmuran dan kemuliaan. Raja Uzia melakukan apa yang benar di mata Tuhan, dan Tuhan menolongnya (2 Tawarikh 26:4-5). Kemuliaan Raja Uzia tercermin dari beberapa hal berikut:
Uzia menguatkan kemampuan militer
Uzia membuat benteng di Yerusalem dan memperkuat kemampuan militer Yehuda. Dia membuat mesin-mesin perang, seperti menara penyergap, menara pemantau, dan menara pertahanan (2 Tawarikh 26:9-10, 15).
Uzia mengembangkan pertanian
Uzia juga memperhatikan pertanian dan membuat sistem irigasi yang baik. Dia meningkatkan produksi pertanian dan membuat Yehuda menjadi makmur (2 Tawarikh 26:10).
Uzia memperhatikan keadilan
Uzia memperhatikan keadilan dan memastikan bahwa setiap orang diperlakukan adil. Dia mempercayai Tuhan dan melakukan apa yang benar di mata-Nya (2 Tawarikh 26:4-5).
Kesombongan Raja Uzia
Namun, di balik kemuliaan dan kesuksesan Raja Uzia, tersembunyi kesombongan yang akhirnya membuatnya jatuh. Kesombongan Raja Uzia tercermin dari beberapa hal berikut:
Uzia memasuki Rumah Tuhan
Uzia memasuki Rumah Tuhan dan ingin membakar dupa di altar. Dia tidak mengindahkan peringatan imam Azarya dan 80 imam lainnya (2 Tawarikh 26:16-18).
Uzia tidak mau mendengar peringatan
Uzia tidak mau mendengar peringatan imam Azarya dan 80 imam lainnya. Dia malah marah dan mengancam mereka (2 Tawarikh 26:19).
Kesimpulan
Kemuliaan Raja Uzia terlihat dari kemampuan memimpin dan menguatkan Yehuda. Namun, kesombongannya membuatnya jatuh dan akhirnya mengalami hukuman dari Tuhan. Kita dapat belajar bahwa kesombongan dan tidak mau mendengar peringatan dapat membuat kita jatuh dan meninggalkan jalan yang benar.