1 Korintus 3 Ayat 16-20

4 min read Jun 10, 2024
1 Korintus 3 Ayat 16-20

1 Korintus 3:16-20: Pentingnya Melibatkan Allah dalam Kehidupan

Pentingnya Menghormati Tempat Suci

16 "Tidakkah kamu tahu, bahwa kamu adalah bait Allah dan bahwa Roh Allah diam di dalam kamu?"

Dalam ayat ini, Paulus mengingatkan jemaat Korintus bahwa mereka adalah bait Allah, yaitu tempat dimana Allah berdiam. Ini berarti bahwa mereka dipercaya menjadi wadah untuk menyimpan kehadiran dan kuasa Allah. Oleh karena itu, kita harus menghormati tubuh kita sebagai bait Allah dan menjaganya dari hal-hal yang tidak sesuai dengan kehendak-Nya.

Menghancurkan Bait Allah

17 "Siapa yang menghancurkan bait Allah, maka Allah akan menghancurkan dia. Sebab bait Allah adalah kudus, dan itu adalah kamu."

Dalam ayat ini, Paulus menuliskan bahwa siapa pun yang menghancurkan bait Allah (yaitu tubuhnya sendiri) akan dihancurkan oleh Allah. Ini karena bait Allah adalah kudus dan diagungkan. Dengan demikian, kita harus menjaga tubuh kita dari hal-hal yang dapat menghancurkan kita, seperti perilaku dosa dan kerusakan.

Kesombongan dan Kerendahan Hati

18 "Tidak ada seorang pun yang mengIRA bahwa ia berhikmat, karena jikalau ada orang yang mengIRA bahwa ia telah memiliki hikmat di dalam dunia ini, maka hendaklah ia menjadi bodoh, supaya ia dapat menjadi bijak."

Dalam ayat ini, Paulus menuliskan bahwa kita tidak boleh sombong atau mengIRA bahwa kita memiliki hikmat di dalam dunia ini. Sebaliknya, kita harus menjadi rendah hati dan mengaku bahwa kita tidak memiliki apa-apa tanpa Allah. Dengan demikian, kita dapat menjadi bijak dan memiliki hikmat yang sejati.

Kekayaan dan Kemuliaan Allah

19 "Sebab hikmat dunia ini adalah kebodohan bagi Allah. Sebab ada tertulis: " Dia yang menggagalkan orang bijaknya di dalam kebijaksanaannya."

Dalam ayat ini, Paulus menuliskan bahwa hikmat dunia ini adalah kebodohan bagi Allah. Allah memiliki kebijaksanaan yang jauh lebih tinggi dari kita, dan kita tidak boleh bergantung pada hikmat kita sendiri.

20 "Dan lagi: "Tuhan mengenal pikiran orang bijak dan menganggapnya sebagai sia-sia." "

Dalam ayat ini, Paulus menuliskan bahwa Allah mengenal pikiran orang bijak dan menganggapnya sebagai sia-sia. Ini berarti bahwa Allah tidak peduli dengan hikmat dan kebijaksanaan kita, tetapi lebih peduli dengan hati kita yang tulus dan memiliki kasih kepada-Nya.

Related Post


Featured Posts