1 Korintus 1 Ayat 27-28

4 min read Jun 10, 2024
1 Korintus 1 Ayat 27-28

1 Korintus 1:27-28: Kemenangan yang Tidak Dicari

Konteks

Dalam suratnya kepada jemaat di Korintus, Rasul Paulus menghadapi berbagai macam masalah dan perselisihan yang timbul di dalam gereja. Bagian ini, 1 Korintus 1:27-28, adalah salah satu bagian yang paling penting dalam menjawab persoalan tersebut.

Ayat 27-28

"Tetapi apa yang bodoh di mata dunia, telah dipilih Allah untuk menghinakan orang-orang yang bijak; dan apa yang lemah di mata dunia, telah dipilih Allah untuk menghinakan orang-orang yang kuat; dan apa yang tidak terpandang dan yang hina di mata dunia, serta apa yang tidak berharga, telah dipilih Allah, supaya Ia dapat meninggikan Dia sendiri oleh kita, sehingga tidak seorang pun dapat bermegah di hadapan Allah." (1 Korintus 1:27-28, TB)

Pesan Kemenangan yang Tidak Dicari

Dalam ayat-ayat ini, Rasul Paulus menekankan bahwa Allah tidak memilih orang-orang yang kuat, bijak, atau ternama untuk melakukan pekerjaan-Nya. Justru sebaliknya, Allah memilih orang-orang yang bodoh, lemah, dan tidak terpandang di mata dunia untuk menggenapi rencana-Nya.

Kemenangan yang diperoleh bukan karena kekuatan atau kemampuan manusia, tetapi karena kuasa Allah yang bekerja di tengah-tengah kelemahan manusia. Dengan demikian, Allah dapat meninggikan diri-Nya sendiri dan tidak ada seorang pun yang dapat bermegah di hadapan-Nya.

Pengajaran

Pesan ini memberikan pengajaran yang sangat berharga bagi kita. Kita tidak perlu menjadi orang yang paling baik, paling bijak, atau paling berkuasa untuk dapat digunakan oleh Allah. Yang kita butuhkan adalah kesediaan untuk dipakai dan dipilih oleh Allah untuk melakukan pekerjaan-Nya.

Kemenangan yang sejati bukan karena kemampuan kita, tetapi karena kuasa Allah yang bekerja di dalam kita. Kita hanya perlu menyerahkan diri kita kepada Allah dan membiarkan-Nya bekerja di dalam kita.

Kesimpulan

1 Korintus 1:27-28 memberikan kita pelajaran yang sangat berharga tentang kemenangan yang tidak dicari. Kita tidak perlu menjadi orang yang paling baik atau paling bijak untuk dapat digunakan oleh Allah. Yang kita butuhkan adalah kesediaan untuk dipakai dan dipilih oleh Allah untuk melakukan pekerjaan-Nya. Dengan demikian, kita dapat menikmati kemenangan yang sejati yang hanya dapat diperoleh karena kuasa Allah yang bekerja di dalam kita.

Related Post


Featured Posts