2 Samuel 10:2
Kemurahan Hati Raja Daud
Pada pasal 10 kitab 2 Samuel, kita membaca sebuah kisah tentang kemurahan hati Raja Daud. Bagian ini dimulai dengan pesan dari Raja Hanun bin Nahas, raja Ammon, untuk mengucapkan belasungkawa atas kematian ayahnya, Nahas.
Konteks dan Latar Belakang
Pada masa itu, Raja Daud sedang berperang melawan bangsa Aram dan berhasil merebut kembali kota Raba, ibu kota Ammon. Nahas, raja Ammon, adalah salah satu sekutu Raja Daud dan telah membantu Daud dalam peperangan melawan Saul. Kini, setelah kematian Nahas, anaknya Hanun naik tahta dan Raja Daud hendak mengucapkan belasungkawa kepadanya.
Pesan Raja Daud
Raja Daud mengirimkan utusan-utusan untuk mengucapkan belasungkawa kepada Raja Hanun dengan mengatakan, "Saya menyesal atas kematian ayahmu. Tuhan kiranya menghiburmu" (2 Samuel 10:2). Raja Daud melakukan ini karena ia menghormati janji yang telah dibuat oleh ayah Hanun dan juga untuk memperlihatkan kemurahan hatinya.
Tanggapan Raja Hanun
Sayangnya, Raja Hanun tidak mempercayai niat baik Raja Daud. Ia malah menuding bahwa Raja Daud datang untuk melakukan penyelidikan dan mengumpulkan informasi tentang Ammon. Raja Hanun lalu memperlakukan utusan-utusan Raja Daud dengan tidak hormat dan memotong serta mengurangi pakaian mereka. (2 Samuel 10:4-5)
Pelajaran
Kisah ini mengajar kita bahwa kemurahan hati dan kebaikan tidak selalu dihargai oleh orang lain. Namun, kita harus tetap mempertahankan kebaikan dan kemurahan hati kita, seperti yang telah dilakukan oleh Raja Daud. Kita juga harus memahami bahwa keputusan kita tidak selalu dipahami oleh orang lain, tetapi kita harus tetap melakukan apa yang benar dan berbuat baik kepada sesama.
Kesimpulan
Pada 2 Samuel 10:2, kita melihat kemurahan hati Raja Daud yang sungguh-sungguh dan menyesal atas kematian ayah Hanun. Namun, tanggapan Raja Hanun yang tidak baik mengajarkan kita bahwa kita harus tetap mempertahankan kebaikan dan kemurahan hati kita, terlepas dari cara orang lain menanggapinya.
