17 November 2004: Hari Bersejarah dalam Sejarah
Kematian Yasser Arafat
Pada tanggal 17 November 2004, dunia mengalami kehilangan seorang pemimpin Palestina yang legendaris, Yasser Arafat. Arafat meninggal dunia pada usia 75 tahun di sebuah rumah sakit di Kléber, Paris, Prancis. Kematian Arafat menimbulkan kesedihan yang mendalam bagi rakyat Palestina dan komunitas internasional.
Arafat adalah seorang pemimpin yang kontroversial, tetapi juga dihormati oleh banyak orang karena perjuangannya untuk kemerdekaan dan kemuliaan rakyat Palestina. Ia dipercaya sebagai seorang pejuang kemerdekaan Palestina dan telah memimpin Organisasi Pembebasan Palestina (PLO) sejak tahun 1969.
Reaksi Dunia
Kematian Arafat membuat dunia berduka. Banyak pemimpin dan tokoh internasional mengirimkan ucapan belasungkawa dan penghargaan kepada keluarga dan rakyat Palestina. Di antara mereka adalah Presiden Amerika Serikat, George W. Bush, yang menyatakan bahwa kematian Arafat "menandai akhir dari era dan awal dari masa depan yang baru".
PBB juga menggelar upacara penghormatan untuk Arafat, dengan mengibarkan bendera setengah tiang di Markas Besar PBB di New York. Banyak negara lainnya juga menggelar upacara penghormatan dan mengirimkan ucapan belasungkawa.
Dampak Kematian Arafat
Kematian Arafat membuat situasi politik di Timur Tengah menjadi tidak stabil. Ia digantikan oleh Mahmoud Abbas sebagai pemimpin Palestina, tetapi kematian Arafat membuat perundingan perdamaian Israel-Palestina menjadi terhambat.
Namun, kematian Arafat juga membuka peluang baru untuk perdamaian di Timur Tengah. Banyak pihak berharap bahwa kematian Arafat dapat membuka jalan bagi perdamaian yang lebih baik dan stabil di kawasan tersebut.
Kesimpulan
Kematian Yasser Arafat pada tanggal 17 November 2004 adalah sebuah peristiwa yang bersejarah dan memiliki dampak yang besar di dunia. Arafat akan diingat sebagai seorang pemimpin yang kontroversial, tetapi juga sebagai seorang pejuang kemerdekaan dan kemuliaan rakyat Palestina.
