16 Oktober 1987: Hari Buruh Panjang yang Membingungkan
Pada tanggal 16 Oktober 1987, pasar saham di Inggris mengalami kejadian yang tidak dapat diantisipasi. Hari itu dikenal sebagai "Black Friday" (Jumat Hitam) karena kepanikan menjual yang terjadi di pasar saham, menyebabkan nilai saham turun drastis.
Latar Belakang
Pada masa itu, ekonomi global sedang mengalami kenaikan yang stabil, dan nilai saham juga meningkat. Namun, beberapa hari sebelum 16 Oktober, terjadi beberapa kejadian yang membuat pasar saham mulai tidak stabil. Pada 14 Oktober, Dow Jones Industrial Average (DJIA) di Amerika Serikat mengalami penurunan sebesar 95 poin, yang mana merupakan penurunan terbesar dalam sehari sejak tahun 1979.
Krisis 16 Oktober 1987
Pada hari Jumat, 16 Oktober 1987, kepanikan menjual mulai terjadi di pasar saham London. Nilai saham Britania Raya turun drastis, dan traders mulai melakukan sell-off (penjualan besar-besaran) pada sahamnya. Hal ini menyebabkan pasar saham lainnya di Eropa dan Amerika Utara juga ikut terpengaruh.
Dampak
Krisis yang terjadi pada 16 Oktober 1987 memiliki dampak yang besar pada pasar saham global. Nilai saham turun drastis, dan banyak investor yang mengalami kerugian besar. Beberapa perusahaan bahkan mengalami kebangkrutan.
Reaksi Pemerintah
Pemerintah Inggris dan Amerika Serikat bereaksi cepat untuk mengatasi krisis tersebut. Bank of England dan Federal Reserve System di Amerika Serikat melakukan intervensi dengan mengurangi suku bunga dan menyuntikkan likuiditas ke pasar.
Pelajaran
Krisis 16 Oktober 1987 memberikan pelajaran penting bagi investor dan pemerintah. Krisis tersebut menunjukkan bahwa pasar saham dapat berubah sangat cepat, dan pentingnya memiliki strategi yang tepat untuk menghadapi krisis.
Kesimpulan
Krisis 16 Oktober 1987 adalah sebuah peristiwa yang tidak dapat diantisipasi, namun memberikan pelajaran penting bagi investor dan pemerintah. Peristiwa tersebut juga menunjukkan pentingnya memiliki sistem keuangan yang stabil dan tangguh untuk menghadapi krisis.