14 September 1998: Hari yang Tak Terlupakan
Latar Belakang
Pada tanggal 14 September 1998, Indonesia sedang berada di tengah-tengah krisis multidimensional. Krisis ekonomi yang dimulai pada tahun 1997 telah membuat ekonomi Indonesia mengalami kemunduran yang sangat parah. Rupiah mengalami depresiasi yang sangat tajam, inflasi meningkat, dan kemiskinanpun semakin meningkat.
Pembubaran Orde Baru
Pada tanggal 14 September 1998, Presiden Soeharto yang telah berkuasa selama 32 tahun akhirnya mengundurkan diri dari jabatannya. Keputusan ini diambil setelah massa mahasiswa dan kaum reformis melakukan demonstrasi besar-besaran di Jakarta dan kota-kota lainnya. Demonstrasi ini dimulai pada bulan Mei 1998 dan terus berlanjut hingga Soeharto mengundurkan diri.
Pemilihan Presiden
Setelah Soeharto mengundurkan diri, MPR (Majelis Permusyawaratan Rakyat) melakukan pemilihan presiden baru. Pada tanggal 14 September 1998, B.J. Habibie berhasil terpilih sebagai Presiden Indonesia yang baru. Habibie sebelumnya menjabat sebagai Wakil Presiden Indonesia dan telah lama dikenal sebagai tokoh reformis.
Dampak dan Reaksi
Pengunduran diri Soeharto dan pemilihan Habibie sebagai presiden baru mendapat reaksi yang beragam dari masyarakat. Beberapa kelompok menganggap bahwa pengunduran diri Soeharto adalah kemenangan bagi kaum reformis dan demokrasi, sedangkan kelompok lainnya menganggap bahwa pengunduran diri Soeharto adalah kekalahan bagi Orde Baru dan kestabilan politik.
Namun, langkah pertama Habibie sebagai presiden baru adalah mengembalikan kepercayaan masyarakat pada pemerintahan dan menstabilkan kondisi politik dan ekonomi yang sedang krisis.
Kesimpulan
Tanggal 14 September 1998 adalah hari yang tak terlupakan dalam sejarah Indonesia. Pengunduran diri Soeharto dan pemilihan Habibie sebagai presiden baru menandai akhir dari Orde Baru dan awal dari era reformasi. Hari ini juga menjadi tonggak sejarah bagi perjalanan demokrasi dan perkembangan politik di Indonesia.
