12 Januari 1983: Sebuah Hari Bersejarah
Pembunuhan Benigno Aquino Jr.
Pada tanggal 12 Januari 1983, seorang tokoh politik Filipina, Benigno "Ninoy" Aquino Jr., dibunuh di Bandara Internasional Manila saat ia tiba di negara itu setelah tiga tahun bersembunyi di Amerika Serikat. Pembunuhan ini menimbulkan kemarahan dan protes di mana-mana, dan merupakan salah satu peristiwa yang paling berpengaruh dalam sejarah Filipina.
Latar Belakang
Benigno Aquino Jr. adalah seorang politikus Filipina yang_active_ dalam perlawanan terhadap rezim diktator Ferdinand Marcos. Ia adalah seniman termuda yang terpilih di Senat Filipina pada tahun 1967 dan dianggap sebagai salah satu calon presiden yang potensial untuk menggantikan Marcos.
Pembunuhan
Pada tanggal 12 Januari 1983, Aquino tiba di Bandara Internasional Manila setelah tiga tahun bersembunyi di Amerika Serikat. Ia dibunuh oleh seorang pengawal militer Filipina, Rolando Galman, yang mengaku bahwa ia diperintahkan oleh seseorang yang tidak dikenal. Pembunuhan ini terjadi di tengah-tengah pengawalan ketat dan di depan mata wartawan dan kameramen.
Dampak
Pembunuhan Benigno Aquino Jr. menimbulkan kemarahan dan protes di mana-mana. Ribuan orang turun ke jalan dan melakukan demonstrasi menentang rezim Marcos. Peristiwa ini juga memicu perlawanan yang lebih luas terhadap rezim Marcos dan pada akhirnya memunculkan Revolusi Kebangkitan Rakyat pada tahun 1986 yang menggulingkan Marcos dari kekuasaan.
Warisan
Pembunuhan Benigno Aquino Jr. juga memunculkan kesadaran politik dan kebangkitan rakyat di Filipina. Ia dianggap sebagai salah satu pahlawan nasional Filipina dan dihormati sebagai simbol perjuangan untuk demokrasi dan kebebasan.
Peringatan
Tanggal 12 Januari 1983 diingat sebagai hari bersejarah dan diperingati setiap tahun sebagai Hari Ninoy Aquino. Pada hari ini, ribuan orang Filipina melakukan peringatan dan menghormati jasa-jasa Benigno Aquino Jr. dengan mengadakan acara-acara peringatan dan demonstrasi.