11 September 1986: Hari yang Tragis bagi Chile
Pembunuhan Augusto Pinochet
Pada tanggal 11 September 1986, Chili mengalami salah satu momen paling tragis dalam sejarahnya. Pada hari itu, pasukan militan Chili mencoba membunuh Jenderal Augusto Pinochet, diktator Chili yang telah berkuasa sejak 1973.
Pada pagi hari, Pinochet dan istrinya, Lucia Hiriart, berada dalam sebuah konvoi yang sedang menuju kota Cajon del Maipo, sebuah kawasan pegunungan yang terkenal dengan pemandangan alam yang indah. Namun, ketika konvoi tersebut melewati jalan yang berkelok-kelok, mereka dihadang oleh sebuah kelompok militan yang dipimpin oleh Patrik Ryan, seorang pendukung Demokrasi Sosial.
Penyerangan Konvoi
Kelompok militan tersebut melepaskan tembakan ke arah konvoi Pinochet, namun Pinochet berhasil lolos dari serangan dengan berpindah ke dalam sebuah mobil lainnya. Namun, salah satu anggota konvoi Pinochet, Kapten Laut Alberto Arredondo, tewas dalam penyerangan tersebut.
Pemerintah Chili langsung menanggapi penyerangan tersebut dengan mengirimkan pasukan militernya untuk menangkap militan yang terlibat dalam penyerangan. Patrik Ryan dan beberapa anggota kumpulannya ditangkap dan dieksekusi beberapa hari kemudian.
Pemerintahan Pinochet
Penyerangan terhadap Pinochet tersebut tidak membuatnya mempertahankan kekuasaannya. Pinochet terus memerintah Chili hingga 1990, ketika ia akhirnya dipaksa untuk mengadakan pemilihan umum yang demokratis.
Pemerintahan Pinochet di Chili dikenal dengan represinya terhadap oposisi politik dan pelanggaran hak asasi manusia. Namun, Pinochet juga dikreditkan karena membawa Chili ke dalam kemakmuran ekonomi dan stabilitas politik.
Warisan Pinochet
11 September 1986 akan diingat sebagai salah satu hari paling tragis dalam sejarah Chili. Penyerangan terhadap Pinochet tidak hanya mengancam kekuasaannya, tetapi juga membawa konflik politik dan sosial yang lebih besar di Chili.
Pemerintahan Pinochet meninggalkan warisan yang kompleks dan kontroversial. Meskipun Pinochet berhasil membawa Chili ke dalam kemakmuran ekonomi, ia juga meninggalkan jejak represi dan pelanggaran hak asasi manusia yang tidak dapat dihapuskan.
