1 Tim 1 12-14

3 min read Jun 14, 2024
1 Tim 1 12-14

1 Timotius 1:12-14: Kesaksian Paulus tentang Kasih Karunia Allah

Kesaksian Paulus

Dalam surat 1 Timotius, Paulus menulis surat kepada Timotius, seorang muridnya yang sangat dikasihi. Dalam bagian ini, Paulus membagikan kesaksiannya tentang kasih karunia Allah yang telah ia terima.

Kasih Karunia Allah

1 Timotius 1:12-14 berbunyi: "And I thank Christ Jesus our Lord, who hath enabled me, for that he counted me faithful, putting me into the ministry; Who was before a blasphemer, and a persecutor, and injurious: but I obtained mercy, because I did it ignorantly in unbelief."

Pada ayat ini, Paulus mengucapkan syukur kepada Tuhan Yesus Kristus yang telah mempercayainya dan mengangkatnya menjadi pelayan-Nya. Paulus mengakui bahwa dahulu ia adalah seorang yang menghujat, seorang penganiaya, dan seorang yang sangat kejam. Namun, ia mendapatkan kemurahan karena ia melakukan itu semua dalam kebodohan dan ketidakpercayaan.

Kesadaran Diri

Paulus juga menunjukkan kesadaran diri yang dalam. Ia mengakui bahwa dahulu ia adalah seorang yang salah, tetapi karena anugerah Allah, ia dapat menjadi hamba-Nya yang setia. Paulus tidak meninggalkan masa lalunya, tetapi ia menggunakan pengalaman itu sebagai kesaksian tentang kemurahan dan kasih Allah.

Pengajaran

Apa yang dapat kita pelajari dari kesaksian Paulus ini? Pertama, kita dapat melihat bahwa Allah dapat menggunakan orang-orang yang salah untuk menjadi alat-Nya. Kedua, kita dapat melihat bahwa Allah itu penuh dengan kemurahan dan kasih, dan Dia mau menggunakan kita untuk tujuan-Nya. Ketiga, kita dapat belajar untuk memiliki kesadaran diri dan mengakui kesalahan kita, serta menggunakan pengalaman kita sebagai kesaksian tentang kemurahan Allah.

Kesimpulan

Dalam 1 Timotius 1:12-14, kita dapat melihat kesaksian Paulus tentang kasih karunia Allah. Kita dapat belajar banyak dari kesaksian ini, termasuk bahwa Allah dapat menggunakan orang-orang yang salah, bahwa Allah itu penuh dengan kemurahan dan kasih, dan bahwa kita harus memiliki kesadaran diri dan mengakui kesalahan kita. Semoga kita dapat belajar dari kesaksian Paulus ini dan menjadi alat-Nya yang setia.

Related Post


Latest Posts