1 Tawarikh 21 Dan 2 Samuel 24

4 min read Jun 14, 2024
1 Tawarikh 21 Dan 2 Samuel 24

1 Tawarikh 21 dan 2 Samuel 24: Penghitungan Rakyat dan Kemurkaan Tuhan

Pendahuluan

Dalam Alkitab, terdapat dua kitab yang memuat cerita tentang penghitungan rakyat Israel, yakni 1 Tawarikh 21 dan 2 Samuel 24. Kedua kitab ini memuat cerita yang sama, namun dengan beberapa perbedaan. Artikel ini akan membahas tentang penghitungan rakyat Israel dan kemurkaan Tuhan dalam konteks 1 Tawarikh 21 dan 2 Samuel 24.

Latar Belakang

Setelah kemenangan-kemenangan yang dialami oleh rakyat Israel, Raja Daud jatuh ke dalam dosa. Ia memerintahkan Yoab, panglima perangnya, untuk menghitung rakyat Israel. Namun, perintah ini tidak sesuai dengan kehendak Tuhan.

1 Tawarikh 21

Dalam 1 Tawarikh 21, dikisahkan bahwa Raja Daud memerintahkan Yoab untuk menghitung rakyat Israel. Yoab dan para panglima perang lainnya melakukan penghitungan tersebut dan menemukan bahwa terdapat 1.570.000 orang laki-laki yang siap berperang. Namun, Tuhan tidak berkenan dengan perbuatan Daud ini dan mengirimkan nabi Gad untuk menegur Daud.

Daud sadar akan kesalahanannya dan memohon ampun kepada Tuhan. Ia memilih untuk dihukum oleh Tuhan selama tiga tahun, yakni kekeringan, penyakit, atau perang. Akhirnya, Tuhan memilih penyakit dan mengirimkan malaikat untuk menghancurkan Yerusalem. Namun, Tuhan berbelas kasihan dan menghentikan malapetaka itu ketika Daud memohon ampun.

2 Samuel 24

Dalam 2 Samuel 24, kisah penghitungan rakyat Israel digambarkan secara lebih detail. Raja Daud tergoda oleh setan untuk menghitung rakyat Israel, tanpa memohon petunjuk dari Tuhan. Yoab menentang perintah ini, tetapi Daud tetap memaksanya. Tuhan murka atas perbuatan Daud dan mengirimkan penyakit kepada rakyat Israel. Malaikat Tuhan menghancurkan Yerusalem, namun Tuhan berhenti ketika Daud memohon ampun.

Kesimpulan

Dari kedua kitab tersebut, kita dapat belajar bahwa penghitungan rakyat Israel adalah salah satu kesalahan Raja Daud. Kita dapat melihat bahwa kesombongan dan keinginan untuk berkuasa dapat menyebabkan kita melakukan perbuatan yang tidak sesuai dengan kehendak Tuhan. Namun, kita juga dapat belajar bahwa Tuhan adalah Allah yang penuh belas kasihan dan ampun, yang selalu siap untuk mengampuni kita jika kita mau memohon ampun.

Pesan moral: Kita harus selalu memohon petunjuk dari Tuhan dan tidak melakukan perbuatan yang tidak sesuai dengan kehendak-Nya. Kita harus sadar bahwa kita tidak sempurna dan bisa melakukan kesalahan, tetapi kita harus mau memohon ampun dan berubah.

Related Post


Featured Posts