1 Samuel 15 Renungan

4 min read Jun 13, 2024
1 Samuel 15 Renungan

1 Samuel 15: Penghakiman yang Adil dan Kesetiaan kepada Allah

Latar Belakang

Dalam 1 Samuel 15, kita melihat kisah tentang Saul, raja pertama Israel, yang diperintahkan oleh Allah untuk menghancurkan orang Amalek. Allah memerintahkan Saul untuk menghancurkan semua yang ada di Amalek, termasuk manusia, hewan, dan segala sesuatu yang ada di sana. Namun, Saul tidak taat kepada perintah Allah. Dia memilih untuk menyimpan beberapa hewan yang lebih baik dan tidak menghancurkan semuanya seperti yang diperintahkan oleh Allah.

Kesalahan Saul

Dalam 1 Samuel 15:3, Allah memerintahkan Saul untuk "pergi, hancurkan Amalek, dan bakar habis semua yang ada padanya, jangan tinggalkan sesuatu pun, baik manusia maupun hewan, baik besar maupun kecil." Namun, Saul tidak taat kepada perintah Allah. Dia memilih untuk menyimpan beberapa hewan yang lebih baik untuk mempersembahkan kepada Allah di Gilgal (1 Samuel 15:21). Saul berpikir bahwa dengan mempersembahkan korban kepada Allah, dia dapat membenarkan perilakunya.

Konsekuensi Kesalahan Saul

Ketika Samuel, nabi yang diutus oleh Allah, datang kepada Saul, Saul berbohong kepada Samuel dan berkata bahwa dia telah melakukan apa yang diperintahkan oleh Allah. Namun, Samuel mengetahui bahwa Saul tidak taat kepada perintah Allah dan memarahi Saul karena kesalahan yang dilakukannya. Samuel berkata kepada Saul, "Engkau telah menolak perintah Tuhan dan melakukan apa yang jahat di mata-Nya" (1 Samuel 15:24).

Penghakiman yang Adil

Allah sangat marah kepada Saul karena kesalahan yang dilakukannya. Allah berkata kepada Samuel, "Aku menyesal karena Aku telah menobatkan Saul sebagai raja, sebab ia telah berbalik dan tidak memenuhi perintah-Ku" (1 Samuel 15:35). Karena Saul tidak taat kepada perintah Allah, Allah mengangkat Saul sebagai raja dan menggantikannya dengan Daud.

Renungan

Dalam kisah ini, kita dapat belajar beberapa hal:

  • Ketaatan kepada Allah adalah penting. Allah menghendaki ketaatan yang sempurna dari kita. Kita tidak boleh memilih-milih perintah Allah yang kita mau lakukan dan yang kita tidak mau lakukan.
  • Manusia tidak boleh menambah atau mengurangi perintah Allah. Saul berpikir bahwa dengan mempersembahkan korban kepada Allah, dia dapat membenarkan perilakunya. Namun, Allah tidak menerima korban itu karena Saul tidak taat kepada perintah-Nya.
  • Allah adalah hakim yang adil. Allah tidak membiarkan kesalahan Saul tanpa hukuman. Allah mengangkat Saul sebagai raja karena kesalahan yang dilakukannya.

Dalam kehidupan kita sehari-hari, kita dapat belajar dari kisah Saul untuk lebih taat kepada perintah Allah dan tidak memilih-milih perintah-Nya. Kita juga harus ingat bahwa Allah adalah hakim yang adil dan tidak akan membiarkan kesalahan kita tanpa hukuman.

Related Post


Featured Posts