1 Samuel 1 1-25

4 min read Jun 13, 2024
1 Samuel 1 1-25

1 Samuel 1:1-25: Kisah Hannah dan Kelahiran Samuel

Latar Belakang

Pada masa itu, Israel sedang mengalami masa transisi dari kepemimpinan para hakim ke monarchi. Masyarakat Israel sangat membutuhkan pemimpin yang kuat dan bijak untuk mengarahkan mereka. Namun, masih banyak orang yang tidak setia kepada Allah dan melakukan hal-hal yang salah.

Kisah Hannah

Ayat 1-2: "Pada masa itu, ada seorang laki-laki dari Ramathaim, Zuph, dari pegunungan Efraim, namanya Elkanah, anak Jeroham, anak Elihu, anak Tohu, anak Zuph, orang Efraim. Elkanah mempunyai dua isteri; yang satu bernama Hannah, yang lain bernama Peninah. Hannah tidak mempunyai anak, tetapi Peninah mempunyai anak."

Kita diperkenalkan dengan tokoh utama dalam cerita ini, yaitu Hannah, yang tidak mempunyai anak. Pada masa itu, tidak mempunyai anak dianggap sebagai sebuah aib dan kekurangan.

Doa Hannah

Ayat 10-11: "Hannah sangat sedih dan tidak mau makan. Suaminya, Elkanah, berkata kepadanya, 'Hannah, mengapa engkau menangis? Mengapa engkau tidak mau makan? Bukankah aku lebih berharga bagi engkau daripada sepuluh anak laki-laki?'"

Hannah sangat sedih karena tidak mempunyai anak. Ia melakukan doa yang sungguh-sungguh dan berjanji bahwa jika Allah memberinya anak laki-laki, ia akan memberikan anak itu kepada Allah untuk menjadi nabi.

###Janji Allah

Ayat 17-18: "Eli menjawab, 'Pergilah, dan janganlah takut. Allah Israel akan mengabulkan doamu yang telah engkau sampaikan ke hadapan-Nya.' Maka Hannah pun pulang ke rumahnya, dan ia makan, serta wajahnya tidak lagi suram."

Eli, imam agung, memahami doa Hannah dan memberikan janji bahwa Allah akan mengabulkan doanya.

Kelahiran Samuel

Ayat 20: "Hannah mengandung dan melahirkan seorang anak laki-laki, dan ia menamainya Samuel, dengan berkata, 'Karena dari Allah aku memperolehnya.'"

Setelah beberapa waktu, Hannah hamil dan melahirkan seorang anak laki-laki yang diberi nama Samuel, yang berarti "diminta dari Allah". Nama ini menunjukkan bahwa Hannah sangat mengerti bahwa anak itu adalah pemberian dari Allah.

Penyerahan Samuel kepada Allah

Ayat 24-25: "Maka Hannah mengambil anaknya dan membawanya ke rumah Tuhan di Silo, dan ketika itu anaknya masih kecil. Ia membawanya beserta tiga ekor sapi, sejumlah tepung, dan sebotol anggur, lalu ia membawanya ke rumah Tuhan di Silo. Maka mereka menyembelih sapi itu, dan Hannah membawa anaknya ke Eli."

Hannah dan suaminya menyerahkan Samuel kepada Allah, seperti yang telah dijanjikannya. Mereka membawanya ke rumah Tuhan di Silo dan menyerahkannya kepada Eli, imam agung.

Kisah Hannah dan kelahiran Samuel ini menunjukkan betapa pentingnya berserah kepada Allah dan mempercayai janji-Nya. Kita dapat belajar dari Hannah tentang bagaimana kita harus mempercayai dan menyerahkan harapan kita kepada Allah.

Related Post


Featured Posts