Puisi Lama Indonesia: "Isma'yil"
Pengantar
Puisi lama Indonesia memiliki sejarah yang panjang dan kaya. Salah satu contoh puisi lama yang terkenal adalah "Isma'yil". Puisi ini ditulis oleh Raja Ali Haji, seorang pujangga dan sejarawan Melayu yang hidup pada abad ke-19.
Isma'yil: Puisi Lama yang Berharga
"Isma'yil" adalah puisi lama yang ditulis dalam bahasa Melayu, menggunakan huruf Arab-Melayu. Puisi ini terdiri atas 108 bait, dan menceritakan kisah percintaan antara Isma'yil, seorang pangeran, dan kekasihnya, Siti Rabiah.
Struktur dan Isi
Struktur puisi "Isma'yil" tidaklah teratur, karena puisi ini ditulis dalam bentuk pantun dan syair, yang khas dari puisi Melayu lama. Pantun adalah bentuk puisi Melayu yang terdiri atas empat larik, dengan skema a-b-a-b. Syair adalah bentuk puisi Melayu yang terdiri atas delapan larik, dengan skema a-b-a-b-c-d-c-d.
Isi puisi "Isma'yil" menceritakan tentang kisah percintaan Isma'yil dan Siti Rabiah. Puisi ini juga mengandung nilai-nilai moral dan agama, seperti kesabaran, keikhlasan, dan keimanan.
Arti dan Nilai
Puisi "Isma'yil" memiliki arti dan nilai yang tinggi dalam khazanah sastra Melayu. Puisi ini membuktikan bahwa puisi Melayu lama tidak hanya berisi tentang kisah percintaan, tetapi juga mengandung nilai-nilai moral dan agama.
Puisi "Isma'yil" juga menunjukkan kemampuan Raja Ali Haji sebagai pujangga dan sejarawan. Karya-karya Raja Ali Haji sangat berharga bagi khazanah sastra Melayu, dan masih dipelajari dan diapresiasi hingga kini.
Kesimpulan
Puisi "Isma'yil" adalah contoh puisi lama Indonesia yang sangat berharga. Karya ini membuktikan bahwa puisi Melayu lama memiliki nilai-nilai moral dan agama yang tinggi. Puisi "Isma'yil" masih dipelajari dan diapresiasi hingga kini, dan tetap menjadi bagian penting dari khazanah sastra Melayu.
